Keluarga adalah lingkup
terkecil dari tanggung jawab.
Dikeluarga juga kita bisa membentuk
karakter anggota keluarga.
Serta berusaha mewujudkan impian kita gimana
keluarga mau diarahkan kedepannya.
Saya mengambil contoh saja dari keluarga saya sendiri,karena memang saya
yg menjalaninya,sehingga pada saat sy menuliskannya untuk di share akan
terasa lebih "mengena" karena memang sudah sy alami sendiri.
Dan hal ini
juga untuk menghindari dari membicarakan orang lain.
Saya dan istri memiliki tujuan yg kurang lebih sama,ingin membangun
sebuah keluarga yg berlandaskan pondasi agama yg kokoh dan menjadi
sebuah keutamaan.
Dalam kesehariannya tentu tak selamanya dipenuhi dengan
cinta dan asmara.
Gejolak emosi kadang mampir tanpa kita duga,bisa
karena kondisi kita yg sedang letih atau banyak beban pikiran dalam satu
waktu.
Sehingga sedikitpun kesalahan akan membuat bara api gejolak
semakin membara.
Pada saat itu,kadang pertengkaran tak mungkin ter-elakan.
Perasaan benci pun
mampir di hati kita,seakan lupa semua kebaikan dari pasangan kita yg
selama ini setia menemani.
Nah disitulah kondisi "genting" pertaruhan
kita,
Selalu ada pilihan dalam setiap kejadian,mau kembali ke Jalan ALLAH
atau menuruti nafsu belaka.
Pintu godaan terbuka lebar dengan alasan yg
terlihat rasional, padahal hanya hawa nafsu yg berbicara.
Saat kondisi genting seperti itu,Pasrah kepada ALLAH salah satu jalan
keluar,terus berzikir dan memohon selalu jalan keluar.Biarkan kondisi
mereda atas pertolongan ALLAH,dan terus berpegang teguh lah untuk selalu
setia kepada pasangan hidup.
ALLAH dengan mudah membolak-balikan hati
makhluknya,termasuk hati pasangan kita.ALLAH jua yg membuat hati
pasangan kita tetap setia dan manaruh rasa cinta.
Tanpa pertolongan ALLAH rasa-rasa nya sebagai manusia yg memiliki banyak
kekurangan,takkan mampu kita berjuang.Berpegang teguh kepada ALLAH dan Sunah Rosul InsyaAllah membuat kita tegar dan kuat.
La Haula wa La Quwwata illa billah (Tiada Daya dan Upaya Melainkan Pertolongan Allah)
“Hasbunallah wani’mal-wakîl, ni’mal-mawlâ, wani’man-nashîr"
Artrinya: "Cukuplah Allah tempat berserah diri bagi kami, sebaik-baik pelindung kami, dan sebaik-baik penolong kami".
Artrinya: "Cukuplah Allah tempat berserah diri bagi kami, sebaik-baik pelindung kami, dan sebaik-baik penolong kami".
No comments:
Post a Comment